Kamis, 07 Januari 2016

BAB 7 PERTANIAN



                                                    BAB 7 PERTANIAN

Gambar 1.1 Pemandangan Persawahan

Kita mengetahui bahwa indahnya suasana pertanian yang tampak hijau dan sangat alami serta udaranya yang sangat sejuk dan tenang. Banyak burung-burung berkicau riang hinggap di dahan pohon di sekitaran sawah, bersyukurlah kita bisa menikmati dan merasakan kekayaan yang diberi oleh Tuhan yang maha esa.
A.   Mendengarkan Cerita
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
·        memahami penje-lasan tentang petunjuk dan cerita yang kita bacakan.
·        mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang di sampaikan secara lisan
·        siswa dapat me-nyebutkan tokoh-tokoh cerita anak yang didengarkan, menyebutkan watak tokoh-tokoh tersebut menanggapi watak tokoh-tokoh tersebut

Kalian suka mendengarkan cerita? Mendengarkan cerita itu sangat mengasyikkan kita akan mendapatkan hiburan. Selain itu, kita dapat mengenal tokoh-tokoh cerita.
Sekarang kita simak cerita yang akan dibacakan oleh bapak/ibu guru berikut ini:
PETANI DAN ANAK-ANAKNYA
Seorang petani yang sangat kaya yang merasa tidak akan hidup terlalu lama lagi, memanggil anak-anaknya di samping tempat tidurnya.
"Anak-anakku," dia berkata, "Perhatikanlah apa yang akan saya katakan pada kalian. Dengan alasan apapun, jangan pernah menjual tanah yg menjadi milik keluarga kita selama beberapa generasi. Karena di tanah ini tersembunyi harta karun. Saya tidak tahu di mana letak pastinya, tetapi harta tersebut ada di sini. Carilah harta tersebut dengan sekuat tenaga dengan cara menggali dan jangan lewatkan sejengkal tanah pun yang tidak tergali.

Gambar 1.2 Petani dan anaknya yang sedang mengalai tanah
Sang Petani kemudian meninggal, dan tidak lama setelah penguburannya, anak-anaknya mulai bekerja sekeras mungkin menggali setiap jengkal tanah pertanian mereka dengan sekop, bahkan setelah selesaipun, mereka masih melakukannya sampai berulang dua-tiga kali.
Tidak ada satupun emas tersembunyi yang mereka dapatkan, tetapi saat musim panen, kantong dan pundi-pundi uang mereka menjadi penuh dengan keuntungan panen yang sangat besar dibandingkan dengan tetangga-tetangga mereka. Pada akhirnya mereka menjadi sadar bahwa harta karun yang disebutkan oleh ayah mereka adalah kekayaan dari hasil panen yang berlimpah, dan kerja keras mereka sebenarnya adalah harta karun.
Kerja keras adalah harta karun
B.   Memberikan Tanggapan Dan Saran
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Indikator
·  mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman dan petunjuk dengan bercerita dan memberikan tanggapan/saran.

·  memberikan tnggapan dan saran terhadap sesuatu masalah dengan menggunakan kalimat yang runtut dan pilihan kata yang tepat
·  Siswa dapat menggunakan kalimat yang runtut dan pilihan kata yang tepat dan memberikan tanggapan dan saran sederhana terhadap sesuai masalah


Tanggapan dan saran untuk mengatasi suatu masalah, nah sekarang marilah kita berlatih mengemukakan tanggapan dan saran terhadap masalah pertanian.
Masalahnya : Tentang gagal panen akibat kekeringan.

Gambar 1.3 Petani yang mengalami gagal panen
Tanggapan : kalau sudah memasuki musim kemarau yang panjang para petani kesulitan untuk mendapatkan air. Dan karena itu para petani bisa mengalami gagal panen.
Saran       : untuk para petani sebaiknya lebih mempersiapkan segala kebutuhan musim kemarau dengan kolam-kolam pemanpungan air cadangan untuk mengantisipasi kekurangan air. Dan pemerintah lebih memperhatikan para petani yang masih jauh dari sumber air.

C.   Membaca Dongeng
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Indicator
·  Memhami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif dan membaca dongeng
·  Menceritakan isi dongeng yang dibaca

·  Siswa dapat menjawab pertanyaan tentang isi dongeng

Ada yang sudah pernah membaca dongeng? Dongeng tidak hanya mengasyikan tapi juga bisa menghibur dan menghilangkan rasa bosan, salah satunya dongeng yang berjudul:
“ MENGAPA BEO SELALU MENIRUKAN SUARA”.

Gambar 1.4 Beo yang sedang menirukan suara hewan lain
Dahulu kala, hewan-hewan di hutan bisa berbicara seperti manusia. Mereka bercakap, bekerja sambil bercakap, juga hidup rukun dan damai. Pada suatu hari, Ibu Peri Penjaga Hutan mengumpulkan penghuni rimba dan berkata, “Anak-anakku, Sang Pencipta telah mencipta-kan makhluk baru. Namanya manusia. Sang Pencipta memutuskan bahwa manusialah yang akan berbicara dengan bahasa kita dan meme-rintahkan kita untuk mencari bahasa dan suara baru untuk kita pakai mulai saat ini.” Pada mulanya para penghuni rimba terkejut.
Namun, mereka sadar bahwa tidak mungkin menolak kehendak Sang Pencipta. “Ibu Peri Penjaga Hutan, kami tunduk kepa-da kehendak Sang Pencipta. Tapi sekarang, kami belum bisa mencari bahasa baru untuk kami pakai. Berilah kami waktu,” ujar Singa me-wakili teman-temannya. “Aku mengerti. Kalian diberi waktu satu minggu. Kalian akan berkumpul lagi di sini dan memberitahu padaku bahasa apa yang kalian pilih. Setelah itu, pakailah bahasa serta suara itu, dan lupakan bahasa manusia.” Maka, pulanglah penduduk hutan ke tempat masing-masing. Mereka mulai berpikir keras untuk mencari suara yang gagah dan cocok untuk mereka masing-masing. Hari demi hari penduduk hutan sibuk mencari suara yang akan mereka pakai selanjutnya.
Singa yang telah dinobatkan sebagai raja hutan karena keberaniannya, lebih dahulu memilih suara mengaum. “Aouuuuum,” katanya dengan gagah me-mamerkan suaranya. Penduduk hutan yang lain senang mendengarnya. Mereka merasa suara itu pas dengan tubuh singa yang gagah.Tapi tidak semua hewan senang mende-ngarnya. Burung Beo yang usil malah mener-tawakan suara itu. “Hahaha, mirip orang sakit gigi,” cetus Beo sambil tertawa terbahak-bahak. Singa sangat malu mendengarnya. Hari berganti hari, semuanya mencoba
                        berbagai suara kecuali Beo. Ia sibuk mengejek suara-suara yang berhasil ditemukan. “Hahaha, seperti suara pintu yang tidak diminyaki,” ejek Beo kepada Jangkrik yang menemukan suara
                      berderik. “Hahaha, kudengar nenek-nenek tertawa,” ejeknya kepada Kuda. “Ban siapa yang bocor? Hahaha,” ia me-nertawakan suara desis Ular. Begitulah pekerjaan Beo setiap hari. Ia sibuk mengintip dan menertawakan penduduk hutan lainnya yang mencoba suara baru. Teman-temannya tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka malu dan menghindar dari Beo. Tapi, Beo selalu berhasil menemukan dan menirukan suara mereka. “Mbeeeek,” tirunya ketika melihat Kambing.
                 “Ngok-ngooook,” tirunya ketika melihat Babi. Tak terasa sudah satu minggu. Penduduk hutan harus berkumpul kembali untuk meng-umumkan suara yang mereka pilih. Ibu Peri Penjaga Hutan memanggil mereka satu per-satu, hanya Beo yang masih tertawa. Ia pikir teman-temannya bodoh karena suara yang mereka temukan lucu. Tibalah giliran Beo untuk mengumumkan
                 suara barunya. Ia maju ke depan. “Mbeeeek,” jeritnya. “Hei itu suaraku,” kata Kambing. Yang lain tertawa.
Beo tertegun. Ia baru sadar, selama ini ia terlalu sibuk mengejek teman-temannya sehing-ga lupa untuk mencari suaranya sendiri.
                 “Muuu,…guk-guk,…meong,” Beo panik. Ia menirukan saja suara yang pernah ia dengar. Tentu saja Sapi, Anjing, dan Kucing tertawa terbahak-bahak. Beo sangat malu. Akhirnya ia menangis
                    tersedu-sedu dan meminta maaf kepada teman-temannya.
Dengan tersenyum Ibu Peri Penjaga Hutan berkata, “Sudahlah, kamu akan tetap kuhadiah-kan sebuah suara. Tapi sebagai pelajaran, kau akan tetap menirukan suara orang sehingga kau akan ditertawakan selamanya.” Begitulah riwayatnya, mengapa burung beo selalu menirukan suara-suara.
diakses tgl: 22 november 2015
                        
Ingat!          Ini siklus pertumbuhan dari tanaman padi
.
             Gambar 1.5 a.gambar gabah, b.gabah yang direndam air, c.pohon padi


D.   Menyusun Paragraf
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Indicator
·  Mengungkapakan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk paragraph dan puisi

·   Menyusun paragraph berdasarkan bahan yang tersedia menggunakan ejaan.
·        siswa dapat menerapakan ejaan untuk menulis paragraph.
·        menyusun paragraph dengan pahan yang tersedia dengan memperhatikan pengunaan ejaan.
Kalian telah membaca karangan berbentuk dongeng. bangaimana cara membuat karangan. Karangan terdiri dari atas paragraf-paragraf jadi sebelum menyusun karangan kita harus bisa menyusun paragraph.
                    Langkah-langkah membuat paragraph adalah sebagai berikut:
a.     Menentukan kalimat utama
b.     Menentukan kalimat penjelas
c.      Menggabungkan kalimat utama dan kalimat penjelas menjadi sebuah paragraph
Sekarang mari kita mencoba menyusun paragraph berdasarkan gambar berikut :


Gambar 1.6 anak-anak yang sedang membersihkan taman
a.     Taman yang kosong tanpa tanaman.               =  Kalimat utama
b.     ditaman ini lahannya cukup luas.
c.      Taman ini sangat kosong dan gersang
                    tanpa adanya tanaman.                                      
d.     Jika taman ini tetap kosong maka akan menjadi gersang,                 
                    dan tidak indah di pandang.
e.      Maka kita sebaiknya menamani taman ini dengan
                    tanaman yang banyak. = b, c, d, dan e = Kalimat penjelas
    Berdasarkan kalimat utama dan kalimat penjelas itu, maka kalian dapat membuat
paragraph sebagai beriukut: 
     Taman yang kosong tanpa tanaman, terlihat  cukup luas. Taman ini tampak  kosong
dan gersang tanpa adanya tanaman. Jika taman ini tetap kosong maka akan menjadi
gersang dan tidak indah di pandang. Maka dari itu kita harus membuat taman ini indah
dan tidak gersang lagi caranya dengan menanam tanaman yang cukup banyak 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments system

Disqus Shortname