BAB
7 PERTANIAN
Kita
mengetahui bahwa indahnya suasana pertanian yang tampak hijau dan sangat alami
serta udaranya yang sangat sejuk dan tenang. Banyak burung-burung berkicau
riang hinggap di dahan pohon di sekitaran sawah, bersyukurlah kita bisa
menikmati dan merasakan kekayaan yang diberi oleh Tuhan yang maha esa.
A.
Mendengarkan
Cerita
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
·
memahami penje-lasan
tentang petunjuk dan cerita yang kita bacakan.
|
·
mengomentari tokoh-tokoh
cerita anak yang di sampaikan secara lisan
|
·
siswa dapat me-nyebutkan
tokoh-tokoh cerita anak yang didengarkan, menyebutkan watak tokoh-tokoh
tersebut menanggapi watak tokoh-tokoh tersebut
|
Kalian
suka mendengarkan cerita? Mendengarkan cerita itu sangat mengasyikkan kita akan
mendapatkan hiburan. Selain itu, kita dapat mengenal tokoh-tokoh cerita.
Sekarang
kita simak cerita yang akan dibacakan oleh bapak/ibu guru berikut ini:
PETANI
DAN ANAK-ANAKNYA
Seorang
petani yang sangat kaya yang merasa tidak akan hidup terlalu lama lagi,
memanggil anak-anaknya di samping tempat tidurnya.
"Anak-anakku,"
dia berkata, "Perhatikanlah apa yang akan saya katakan pada kalian. Dengan
alasan apapun, jangan pernah menjual tanah yg menjadi milik keluarga kita
selama beberapa generasi. Karena di tanah ini tersembunyi harta karun. Saya
tidak tahu di mana letak pastinya, tetapi harta tersebut ada di sini. Carilah
harta tersebut dengan sekuat tenaga dengan cara menggali dan jangan lewatkan
sejengkal tanah pun yang tidak tergali.
Gambar 1.2
Petani dan anaknya yang sedang mengalai tanah
Sang
Petani kemudian meninggal, dan tidak lama setelah penguburannya, anak-anaknya
mulai bekerja sekeras mungkin menggali setiap jengkal tanah pertanian mereka
dengan sekop, bahkan setelah selesaipun, mereka masih melakukannya sampai
berulang dua-tiga kali.
Tidak
ada satupun emas tersembunyi yang mereka dapatkan, tetapi saat musim panen,
kantong dan pundi-pundi uang mereka menjadi penuh dengan keuntungan panen yang
sangat besar dibandingkan dengan tetangga-tetangga mereka. Pada akhirnya mereka
menjadi sadar bahwa harta karun yang disebutkan oleh ayah mereka adalah
kekayaan dari hasil panen yang berlimpah, dan kerja keras mereka sebenarnya
adalah harta karun.
Kerja keras adalah harta karun
http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Petani-dan-Anak-anaknya-53 di akses tgl: 20 november 2015
B.
Memberikan
Tanggapan Dan Saran
Standar kompetensi
|
Kompetensi dasar
|
Indikator
|
· mengungkapkan
pikiran, perasaan, pengalaman dan petunjuk dengan bercerita dan memberikan
tanggapan/saran.
|
· memberikan
tnggapan dan saran terhadap sesuatu masalah dengan menggunakan kalimat yang
runtut dan pilihan kata yang tepat
|
· Siswa
dapat menggunakan kalimat yang runtut dan pilihan kata yang tepat dan
memberikan tanggapan dan saran sederhana terhadap sesuai masalah
|
Tanggapan
dan saran untuk mengatasi suatu masalah, nah sekarang marilah kita berlatih
mengemukakan tanggapan dan saran terhadap masalah pertanian.
Gambar 1.3
Petani yang mengalami gagal panen
Tanggapan : kalau sudah memasuki musim kemarau yang
panjang para petani kesulitan untuk mendapatkan air. Dan karena itu para petani
bisa mengalami gagal panen.
Saran :
untuk para petani sebaiknya lebih mempersiapkan segala kebutuhan musim kemarau
dengan kolam-kolam pemanpungan air cadangan untuk mengantisipasi kekurangan
air. Dan pemerintah lebih memperhatikan para petani yang masih jauh dari sumber
air.
C.
Membaca
Dongeng
Standar kompetensi
|
Kompetensi dasar
|
Indicator
|
· Memhami
teks dengan membaca nyaring, membaca intensif dan membaca dongeng
|
· Menceritakan
isi dongeng yang dibaca
|
· Siswa
dapat menjawab pertanyaan tentang isi dongeng
|
Ada
yang sudah pernah membaca dongeng? Dongeng tidak hanya mengasyikan tapi juga
bisa menghibur dan menghilangkan rasa bosan, salah satunya dongeng yang
berjudul:
Gambar 1.4 Beo
yang sedang menirukan suara hewan lain
Dahulu
kala, hewan-hewan di hutan bisa berbicara seperti manusia. Mereka bercakap,
bekerja sambil bercakap, juga hidup rukun dan damai. Pada suatu hari, Ibu Peri
Penjaga Hutan mengumpulkan penghuni rimba dan berkata, “Anak-anakku, Sang
Pencipta telah mencipta-kan makhluk baru. Namanya manusia. Sang Pencipta
memutuskan bahwa manusialah yang akan berbicara dengan bahasa kita dan
meme-rintahkan kita untuk mencari bahasa dan suara baru untuk kita pakai mulai
saat ini.” Pada mulanya para penghuni rimba terkejut.
Namun,
mereka sadar bahwa tidak mungkin menolak kehendak Sang Pencipta. “Ibu Peri
Penjaga Hutan, kami tunduk kepa-da kehendak Sang Pencipta. Tapi sekarang, kami
belum bisa mencari bahasa baru untuk kami pakai. Berilah kami waktu,” ujar
Singa me-wakili teman-temannya. “Aku mengerti. Kalian diberi waktu satu minggu.
Kalian akan berkumpul lagi di sini dan memberitahu padaku bahasa apa yang
kalian pilih. Setelah itu, pakailah bahasa serta suara itu, dan lupakan bahasa
manusia.” Maka, pulanglah penduduk hutan ke tempat masing-masing. Mereka mulai
berpikir keras untuk mencari suara yang gagah dan cocok untuk mereka
masing-masing. Hari demi hari penduduk hutan sibuk mencari suara yang akan
mereka pakai selanjutnya.
Singa
yang telah dinobatkan sebagai raja hutan karena keberaniannya, lebih dahulu
memilih suara mengaum. “Aouuuuum,” katanya dengan gagah me-mamerkan suaranya.
Penduduk hutan yang lain senang mendengarnya. Mereka merasa suara itu pas
dengan tubuh singa yang gagah.Tapi tidak semua hewan senang mende-ngarnya. Burung
Beo yang usil malah mener-tawakan suara itu. “Hahaha, mirip orang sakit gigi,”
cetus Beo sambil tertawa terbahak-bahak. Singa sangat malu mendengarnya. Hari
berganti hari, semuanya mencoba
berbagai
suara kecuali Beo. Ia sibuk mengejek suara-suara yang berhasil ditemukan.
“Hahaha, seperti suara pintu yang tidak diminyaki,” ejek Beo kepada Jangkrik
yang menemukan suara
berderik.
“Hahaha, kudengar nenek-nenek tertawa,” ejeknya kepada Kuda. “Ban siapa yang
bocor? Hahaha,” ia me-nertawakan suara desis Ular. Begitulah pekerjaan Beo
setiap hari. Ia sibuk mengintip dan menertawakan penduduk hutan lainnya yang
mencoba suara baru. Teman-temannya tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka malu dan
menghindar dari Beo. Tapi, Beo selalu berhasil menemukan dan menirukan suara mereka.
“Mbeeeek,” tirunya ketika melihat Kambing.
“Ngok-ngooook,”
tirunya ketika melihat Babi. Tak terasa sudah satu minggu. Penduduk hutan harus
berkumpul kembali untuk meng-umumkan suara yang mereka pilih. Ibu Peri Penjaga
Hutan memanggil mereka satu per-satu, hanya Beo yang masih tertawa. Ia pikir
teman-temannya bodoh karena suara yang mereka temukan lucu. Tibalah giliran Beo
untuk mengumumkan
suara
barunya. Ia maju ke depan. “Mbeeeek,” jeritnya. “Hei itu suaraku,” kata
Kambing. Yang lain tertawa.
Beo
tertegun. Ia baru sadar, selama ini ia terlalu sibuk mengejek teman-temannya
sehing-ga lupa untuk mencari suaranya sendiri.
“Muuu,…guk-guk,…meong,”
Beo panik. Ia menirukan saja suara yang pernah ia dengar. Tentu saja Sapi,
Anjing, dan Kucing tertawa terbahak-bahak. Beo sangat malu. Akhirnya ia
menangis
tersedu-sedu
dan meminta maaf kepada teman-temannya.
Dengan
tersenyum Ibu Peri Penjaga Hutan berkata, “Sudahlah, kamu akan tetap
kuhadiah-kan sebuah suara. Tapi sebagai pelajaran, kau akan tetap menirukan
suara orang sehingga kau akan ditertawakan selamanya.” Begitulah riwayatnya,
mengapa burung beo selalu menirukan suara-suara.
diakses tgl: 22 november 2015
Gambar 1.5 a.gambar gabah, b.gabah
yang direndam air, c.pohon padi
D.
Menyusun
Paragraf
Standar kompetensi
|
Kompetensi dasar
|
Indicator
|
· Mengungkapakan
pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk paragraph dan puisi
|
·
Menyusun paragraph
berdasarkan bahan yang tersedia menggunakan ejaan.
|
·
siswa dapat
menerapakan ejaan untuk menulis paragraph.
·
menyusun paragraph
dengan pahan yang tersedia dengan memperhatikan pengunaan ejaan.
|
Kalian
telah membaca karangan berbentuk dongeng. bangaimana cara membuat karangan.
Karangan terdiri dari atas paragraf-paragraf jadi sebelum menyusun karangan
kita harus bisa menyusun paragraph.
Langkah-langkah
membuat paragraph adalah sebagai berikut:
a. Menentukan
kalimat utama
b. Menentukan
kalimat penjelas
c. Menggabungkan
kalimat utama dan kalimat penjelas menjadi sebuah paragraph
Sekarang mari kita
mencoba menyusun paragraph berdasarkan gambar berikut :
Gambar 1.6 anak-anak yang sedang
membersihkan taman
a.
Taman yang kosong tanpa tanaman. = Kalimat utama
b. ditaman
ini lahannya cukup luas.
c. Taman
ini sangat kosong dan gersang
tanpa adanya tanaman.
d. Jika
taman ini tetap kosong maka akan menjadi gersang,
dan tidak indah di pandang.
e. Maka
kita sebaiknya menamani taman ini dengan
tanaman
yang banyak. = b, c, d, dan e = Kalimat penjelas
Berdasarkan kalimat utama dan kalimat
penjelas itu, maka kalian dapat membuat
paragraph sebagai beriukut:
Taman yang kosong
tanpa tanaman, terlihat cukup luas.
Taman ini tampak kosong
dan gersang
tanpa adanya tanaman. Jika taman ini tetap kosong maka akan menjadi
gersang dan
tidak indah di pandang. Maka dari itu kita harus membuat taman ini indah
dan
tidak gersang lagi caranya dengan menanam tanaman yang cukup banyak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar